Berbakti Kepada Kedua Orang Tua

 بسم الله الر خمن الر حبم

https://rroyan.blogspot.com/



Posting

Denpasar  Jumat 27 Juli 2025 [ 16.30 wita ]

Mimbar Online  :  Berbakti Kepada Orang Tua

By : Holilik M.H.I  | Cholil

■.KEWAJIBAN BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

بسم الله الر خمن الر حبم

ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪَ ﻟِﻠﻪِ ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩْ ﻭَﻧَﻌُﻮﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦْ ﺷُﺮُﻭْﺭِ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ ﻭَﻣِﻦْ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ، ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِﻩِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓَﻼَ ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻼَ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ. ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪ ﻭَﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﻋَﺒْﺪُﻩُ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟُﻪُ

Segala puji bagi Allah yang hanya kepada-Nya kami memuji, memohon pertolongan, dan mohon keampunan. Kami berlindung kepada- Nya dari kekejian diri dan kejahatan amalan kami. 

Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkan, dan barang siapa yang tersesat dari jalan- Nya maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Dan aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah saja, yang tiada sekutu bagi- Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan  Rasul-Nya.

✍.Pembaca yang In shaAllah selalu berada dalam naungan rahmat dan hidayah Allah SWT. Tak henti-hentinya kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam; karunia yang teramat besar yang Allah karuniakan kepada hamba-hamba-Nya. Semoga kita selalu termasuk yang mendapatkan hidayah-Nya serta berada dalam keadaan Iman dan Islam hingga akhir hayat kita.

Dan tentunya kita bersyukur kepada Allah atas nikmat berbagai kehidupan yang masih diberikan kepada kita. Sehingga pada kesempatan ini kita masih dapat beribadah kepada-Nya, dapat mengingat-Nya, serta memuji-Nya.

Pujian hanya layak dimiliki oleh Allah. Alhamdulillah " Segala puji hanya milik Allah. Sungguh tidaklah pantas bagi manusia untuk mengharapkan pujian, tidak pantas bagi manusia untuk merasa telah berjasa, karena sungguh sejatinya segala pujian hanya milik Allah semata.

Pada kesempatan ini, kami mengajak  diri kami dan keluarga kami dan kepada pembaca sekalian, marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT, takwa dalam arti senantiasa berupaya dan berusaha untuk selalu menghadirkan Allah dalam setiap situasi dan kondisi dengan cara senantiasa berzikir dan melaksanakan segala perintahNya. Takwa dalam arti kita senantiasa melibatkan Allah dalam setiap persoalan yang kita hadapi dengan cara berdoa, memohon pertolongan dan bermunajat kepada- Nya. Sehingga akan menimbulkan ketentraman dan ketenangan dalam setiap kehidupan kita.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim. ( QS.Ali Imran : 102 ).

Dan tentunya, shalawat serta salam semoga selalu tercurah tak henti-hentinya kepada Nabi Muhammad ﷺ beserta keluarganya dan para sahabatnya.

وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ 

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak ya tim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnusabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri. ( QS.An Nisa : 36 )

🏝.KEWAJIBAN BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA

Marilah kita bertakwa kepada Allah. Kita laksanakan kewajiban yang telah diperintahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, yaitu berupa hak-hak-Nya dan hak para hamba-Nya. Dan ketahuilah, hak manusia yang paling besar atas diri kalian ialah hak kedua orang tua dan karib kerabat. Allah menyebutkan hak tersebut berada pada tingkatan setelah hak-Nya. 

📖.Firman - Nya 

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan - Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa ...  ( An-Nisâ : 36 ) 

👆baca lagi tsb di atas .

Begitu juga Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman dalam surat Luqmân : 14 

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya, …)”

📖.Lengkap Firman - Nya

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ

Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. (Wasiat Kami,) “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” Hanya kepada-Ku (kamu) kembali. ( QS.Luqman : 14 )

👆Selanjutnya Allah menyebutkan alasan perintah ini, yaitu:

حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ

( ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah)”.

👆Yakni keadaan lemah dan berat ketika mengandung, melahirkan, mengasuh dan menyusuinya sebelum kemudian menyapihnya.

📖.Kemudian Allah berfirman ; 

وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

(dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu. Hanya kepadaKu- lah kembalimu)“.

Rasulullah ﷺ telah menjadikan bakti kepada orang tua lebih diutamakan daripada berjihad di jalan Allah.

Disebutkan dalam shahîhaian dari ‘Abdullâh bin Mas’ûd, ia berkata:

سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

Aku bertanya kepada Rasulullah ﷺ bersabda, “Amalan apakah yang paling utama?” Beliau menjawab,”Shalat pada waktunya.” Aku bertanya lagi: “Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab,”Berbakti kepada kedua orang tua.” Aku bertanya lagi: ”Kemudian apa lagi?” Beliau menjawab,”Berjihad di jalan Allah.”

✍.Dikisahkan dalam kitab Shahîh Muslim, bahwa ada seseorang datang kepada Rasulullah ﷺ bersabda, seraya berkata: “Aku berbaiat kepadamu untuk berhijrah dan berjihad di jalan Allah. Aku mengharap pahala dari Allah.” Beliau bertanya,”Apakah salah satu dari kedua orang tuamu masih hidup?” Ia menjawab,”Ya, bahkan keduanya masih hidup,” beliau bersabda,”Engkau mencari pahala dari Allah?” Ia menjawab,”Ya.” beliau bersabda,”Pulanglah kepada kedua orang tuamu, kemudian perbaikilah pergaulanmu dengan mereka.”

👆.Disebutkan dalam sebuah hadits dengan sanad jayyid (bagus), ada seseorang berkata

kepada Rasulullah ﷺ “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku ingin berjihad namun aku tidak mampu melakukannya”. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Apakah salah satu dari kedua orang tuamu masih ada?” Ia menjawab,”Ya, ibuku,” beliau bersabda: Temuilah Allah dalam keadaan berbakti kepada kedua orang tuamu. Apabila engkau melakukannya, maka berarti engkau telah berhaji, berumrah dan berjihad”.

📖.Allah Subhanhu wa Ta’ala juga telah berwasiat supaya berbuat baik kepada kedua orang tua di dunia walaupun keduanya kafir. Akan tetapi, apabila keduanya menyuruh untuk berbuat kufur maka sang anak tidak boleh menaati perintah kufur ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

📖.Firman - Nya

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ۚ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepadaKu- lah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan“ ( QS.Luqman  : 15 )

📚.Disebutkan dalam kitab shahîhain, dari Asmâ’ binti Abu Bakar Radhiyallahu ‘anha, ia menceritakan ketika ibunya datang menyambung silaturrahmi dengannya padahal si ibu masih dalam keadaan musyrik.

👆.Asmâ’ Radhiyallahu ‘anha bertanya kepada

Rasulullah ﷺ :

يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدِمَتْ عَلَيَّ أُمِّي وَهِيَ رَاغِبَةٌ أَفَأَصِلُ أُمِّي قَالَ نَعَمْ صِلِي أُمَّكِ

Wahai Rasulullah, ibuku datang kepadaku ingin (menyambung hubungan dengan putrinya, Asmâ’), apakah aku boleh menyambung hubungan kembali dengan ibuku”.

Rasulullah ﷺ menjawab,”Ya, sambunglah.”

👆.Cara berbakti kepada kedua orang tua, ialah dengan mencurahkan kebaikan, baik dengan perkataan, perbuatan, ataupun harta.

✅.Berbuat baik dengan perkataan, yaitu kita bertutur kata kepada keduanya dengan lemah lembut, menggunakan kata-kata yang baik dan menunjukan kelembutan serta penghormatan.

✅.Berbuat baik dengan perbuatan, yaitu melayani keduanya dengan tenaga yang mampu kita lakukan untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhannya, membantu dan mempermudah urusan-urusan keduanya. Tentu, tanpa membahayakan agama ataupun dunia kita. Allah Maha mengetahui segala hal yang sekiranya membahayakan. Sehingga kita jangan berpura-pura mengatakan sesuatu itu berbahaya bagi diri kita padahal tidak, sehingga kitapun berbuat durhaka kepada keduanya dalam hal itu.

✅.Berbuat baik dengan harta, yaitu dengan memberikan setiap yang kita miliki untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh keduanya, berbuat baik, berlapang dada dan tidak mengungkit-ungkit pemberian sehingga menyakiti perasaan ibu bapak.

✅.Berbakti kepada kedua orang tua tidak hanya dilakukan tatkala keduanya masih hidup. Namun tetap dilakukan manakala keduanya telah meninggal dunia.

👆.Ada sebuah kisah, yaitu seseorang dari Bani Salamah mendatangi

Rasulullah ﷺ, Ia bertanya:

يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ بَقِيَ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ أَبَرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ مَوْتِهِمَا قَالَ نَعَمْ الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا وَالِاسْتِغْفَارُ لَهُمَا وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِي لَا تُوصَلُ إِلَّا بِهِمَا وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا

Wahai Rasulullah, apakah masih ada cara berbakti kepada kedua orang tuaku setelah keduanya meninggal?” Beliau menjawab,”Ya, dengan mendoakannya, memintakan ampun untuknya, melaksanakan janjinya [ wasiat]  menyambung silaturahmi yang tidak bisa disambung kecuali melalui jalan mereka berdua, dan memuliakan teman-temannya“.( HR Abu Dawud ).

👆. Allâhu Akbar! betapa luas cakupan berbakti kepada kedua orang tua, bahkan termasuk di dalamnya keharusan memuliakan dan menyambung silaturahmi kepada teman kerabat.

📚.Disebutkan dalam kitab Shahîh Muslim, dari ‘Abdullâh bin ‘Umar bin Khatthâb Radhiyallahu ‘anhu : Suatu hari beliau Radhiyallahu ‘anhu berjalan di kota Makkah dengan mengendarai keledai yang biasa beliau Radhiyallahu ‘anhu gunakan bersantai jika bosan mengendarai unta. Lalu di dekat beliau lewatlah seorang Arab Badui. Lantas ‘Abdullah bin ‘Umar pun bertanya kepadanya:”Benarkah engkau Fulan bin Fulan?” Ia menjawab,”Ya,” kemudian ‘Abdullah bin ‘Umar memberikan keledainya kepada orang itu sambil berkata,”Naikilah keledai ini.” Beliau juga memberikan sorban yang mengikat di kepalanya seraya berkata,”Ikatlah kepalamu dengan sorban ini,” maka sebagian sahabatnya berkata,”Semoga Allah mengampunimu. Mengapa engkau memberikan keledai kendaraan santaimu dan sorban ikat kepalamu kepada orang itu?” Maka ‘Ibnu ‘Umar menjawab: ”Orang ini, dahulu adalah teman ‘Umar [ bapakku ] dan aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ berkata,’Sesungguhb nya bakti yang terbaik, ialah tetap menyambung hubungan keluarga ayahnya”.

👆.Adapun balasan berbakti ini ialah pahala yang besar saat di dunia maupun akhirat. Barang siapa yang berbakti kepada orangtua nya, maka kelak anak-anaknya juga akan berbakti kepadanya, serta memberikan jalan keluar dari kesusahannya.

📚.Dalam kitab Shahîh al-Bukhâri dan Shahîh Muslim, dari hadits Ibnu ‘Umar Radhiyallahu ‘anhu disebutkan tentang kisah tiga orang yang ingin bermalam di gua, lalu merekapun masuk ke dalamnya. Begitu sampai di dalam gua, tiba-tiba sebongkah batu besar jatuh dan menutup mulut gua tersebut.

Merekapun kemudian bertawasul kepada Allah dengan amal-amal shalih yang pernah dikerjakan supaya mereka bisa keluar. Salah seorang dari mereka berkata:

✅.Ya Allah, sesungguhnya aku mempunyai bapak dan ibu yang sudah sangat tua. Aku tidak pernah memberikan susu kepada keluarga maupun budakku sebelum mereka berdua.

Suatu hari, aku pergi jauh untuk mencari pohon dan belum kembali kepada mereka hingga mereka pun tertidur. Akupun memerah susu untuk mereka. Setelah selesai, ternyata aku mendapatkan mereka berdua telah tertidur. Aku tidak ingin membangunkannya dan tidak memberikan susu kepada keluarga maupun untukku sendiri. Aku terus menunggu mereka sambil membawa mangkuk susu di tanganku hingga terbit fajar. Mereka pun bangun dan meminum susu perahanku.

Ya Allah, sekiranya aku melakukan itu semua karena-Mu, maka bukakanlah batu yang telah menutupi kami ini.

Maka batu itupun bergeser sedikit.

 ✅.Kemudian demikian juga yang lainnya berdoa, bertawasul dengan amalan shalih yang pernah mereka kerjakan. Akhirnya, batu itupun bergeser sehingga gua terbuka dan mereka dapat keluar, kemudian kembali melanjutkan perjalanan.

⭐.Ketahuilah, berbakti kepada orang tua juga akan mendatangkan keluasan rizki, panjang umur dan khusnul khatimah.

📚.Diriwayatkan dari Sahabat ‘Ali bin Abi Thâlib bahwasanya Rasulullah ﷺ  Rasulullah  bersabda: “ Barang siapa yang senang apabila dipanjangkan umurnya, diluaskan rizkinya dan dihindarkan dari sû`ul khatimah, maka hendaklah ia bertakwa kepada Allah dan menyambung silaturahmi.” Dan sesungguhnya, berbakti kepada orang tua merupakan wujud silaturahmi yang paling mulia, karena orang tua memiliki hubungan kekerabatan yang paling dekat dengan kita.

✍.Seorang mukmin yang berakal, sungguh sangat tidak pantas berbuat durhaka dan memutuskan hubungan dengan kedua orang tua, padahal ia mengetahui keutamaan berbakti kepadanya, dan balasannya yang mulia di dunia maupun di akhirat. Larangan ini sangat besar.

1. Apabila telah mencapai usia lanjut, kedua orang tua akan mengalami kelemahan badan maupun pikiran. Bahkan keduanya bisa mengalami kondisi yang serba menyusahkan, sehingga menyebabkan seseorang mudah menggertak atau bersikap malas untuk melayaninya. Dalam keadaan demikian, Allah melarang setiap anak membentak, meskipun dengan ungkapan yang paling ringan. Tetapi Allah memerintahkan si anak supaya bertutur kata yang baik, merendahkan diri dalam perkataan maupun perbuatan di hadapan keduanya. Sebagaimana sikap seorang pembantu di hadapan majikannya. Demikian pula, Allah memerintahkan si anak supaya mendoakan keduanya, semoga Allah mengasihi keduanya sebagaimana keduanya telah mengasihi dan merawat si anak tatkala masih kecil.

2. Sang ibu rela berjaga saat malam hari demi menidurkan anaknya. Iapun rela menahan rasa letih supaya si anak bisa beristirahat dengan cukup. Adapun bapaknya, ia berusaha sekuat tenaga mencari nafkah. Letih pikirannya, letih pula badannya. Semua itu, tidak lain ialah untuk memberi makan dan mencukupi kebutuhan si anak. Sehingga sepantasnya bagi si anak untuk berbakti kepada keduanya sebagai balasan atas kebaikannya.

📖.Dalam kitab shahîhain disebutkan dari Abu Hurairah, bahwasanya ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi 

Wahai Rasulullah ﷺ  siapakah di antara manusia yang paling berhak aku pergauli dengan baik?”Rasulullah ﷺ  menjawab,”Ibumu.” Orang itu bertanya lagi: “Kemudian siapa lagi?” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Ibumu.” Orang itu mengulangi pertanyaannya: “Kemudian siapa lagi?” Nabi pun kembali mengulangi jawabanya: “Ibumu.” Iapun kemudian mengulangi pertanyaanya untuk yang ke empat kalinya: “Kemudian siapa?” Rasulullah menjawab: “Bapakmu.”


👌Semoga Allah memberikan taufik-Nya, sehingga memudahkan kita untuk berbakti kepada ibu bapak. Dan semoga Allah memberi karunia kepada kita keikhlasan dalam melaksanakannya. Sesunggunya Dia-lah Dzat yang Maha pemurah lagi Maha penyayang.

Semoga Bermanfaat & 

Baca Pelan dan Pahami Semoga bermanfaat🙏🏼

Posting By :(  Holilik M.H.I | Magister Hukum Islam )